Muntok – Tinggal dirumah berdinding papan yang lapuk dan renggang dengan atap rumbia yang bolong – bolong, rumah yang dihuni Retiningsih ( 34 ) bersama Takel, suaminya dan dua orang anaknya ini jauh dari kata layak.
Rumah papan reyot di Dusun Terabek, Desa Belo Laut, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat ini lah tempat berlindung keluarga wanita asal Blitar Jawa Timur ini.
Retiningsih menuturkan, suaminya, Takel hanya bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan tidak tetap dan relatif kecil sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarganya.
” Pendapatan suami saya rata – rata paling tinggi 50 ribu. Kalau saya hanya ibu rumah tangga,” tuturnya kepada wartawan, Selasa ( 19/2/2019 ) di kediamannya.
Dengan penghasilan kecil itu, keluarga mereka terpaksa menjalani kehidupan memprihatinkan. Bahkan, terkadang mereka terpaksa makan ubi kayu karena tidak mampu membeli beras.
” Terkadang kalau tidak ada beras kami makan ubi, Bapak tau sendiri lah nelayan terkadang ada terkadang juga enggak. Paling tinggi itu penghasilan suami saya 50 ribu sehari, terkadang juga 20 ribu ada 35 ribu yah gitu lah pak,” ujarnya dengan mimik sedih.
Menurut Restiningsih, dia tinggal di Bangka Barat sejak tahun 2001. Kemudian ia menikah dengan pria Dusun Terabek, bernama Takel dan mempunyai seorang anak laki – laki berusia 3 tahun dan anak perempuan berusia 8 bulan.
Namun dia tetap bersyukur walaupun hidup dalam keadaan sangat memprihatinkan. Sejauh ini, dia mengaku belum ada sedikitpun perhatian dari Pemerintah Kabupaten Bangka Barat.
” Yang namanya pemerintah itu peduli sama rakyatnya itu belum pernah sekali pun kami rasakan. Mau gimana lagi, namanya hidup mbok ya harus kita jalani,” kata dia pasrah. ( SK )