Muntok — Ketua Umum Ikatan Karyawan Timah ( IKT ) Fauzi Trisana tidak tinggal diam terkait pernyataan anggota Komisi VI DPR RI, Bambang Patijaya yang mengatakan, PT Timah mengagitasi dengan menurunkan sekelompok masyarakat yang mendukung kegiatan Kapal Isap Produksi ( KIP ) di kawasan pariwisata.
Fauzi Trisana dan serikat pekerja di lingkungan internal PT. Timah menanggapi serius pernyataan politisi yang akrab disapa BPJ tersebut.
Fauzi menilai, pernyataan BPJ sangat melukai anggota IKT karena disampaikan ke publik tanpa dasar yang kuat. Bahkan pernyataan legislator dari Partai Golkar tersebut dianggap dapat berpotensi menimbulkan riak baru, ditengah memanasnya situasi saat ini.
Menurut Fauzi dalam perspektif IKT,
tugas BPJ adalah menyuarakan aspirasi masyarakat
” Namun disayangkan, pernyataan BPJ dianggap IKT hanya mewakili kelompok tertentu saja, bahkan terkesan menuduh PT Timah mengagitasi masyarakat.
Sangat miris, seorang wakil rakyat tidak objektif dan proporsional dalam melihat fakta di lapangan,” kata Fauzi Trisana, Sabtu ( 14/12/2019 ).
“Dalam suasana yang cenderung kurang kondusif saat ini, BPJ seharusnya menjaga kondusifitas, bukan mengeluarkan pendapat yang asal – asalan dengan menyebutkan PT Timah mengagitasi sekelompok masyarakat untuk pro penambangan kapal isap,” imbuhnya.
Fauzi menegaskan, BPJ harus juga melihat PT Timah sebagai sebuah institusi dan instrumen resmi negara yang dalam kegiatan usahanya berorientasi untuk kontribusi terhadap pendapatan Negara.
” Dalam aspek legalitas, PT Timah sejak dari dulu sudah menjalankan aspek- aspek good mining practices. Jauh hari sebelum maraknya tambang ilegal yang justru menjadi penyebab utama kerusakan lingkungan di Bangka Belitung,” cetus dia.
Lebih jauh Fauzi mewakili IKT mengingatkan BPJ untuk tidak asal ngomong dan jernih dalam menilai, mengkritisi mana tambang yang berorientasi lingkungan dan tambang yang bersifat destruktif.
” Dalam sejarahnya, aktivitas penambangan laut yang dilakukan PT. Timah sudah berlangsung sejak lama. Di sejumlah tempat, penambangan timah bahkan bisa berdampingan dengan pariwisata dan nelayan,” sebutnya.
Dalam konteks ini, menurut Fauzi, semua pihak seharusnya mampu menahan diri dan tidak saling memprovokasi. Menurutnya, sinergi adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan permasalahan.
“Kami seluruh anggota IKT pada dasarnya selalu membuka hati dan tangan untuk saling berangkulan membangun negeri ini. Bukan dasar dan sifat kami untuk berkonfrontasi, apalagi dengan masyarakat nelayan yang sejak dari dulu selalu kami anggap sebagai sahabat di laut maupun di darat,” ujar Fauzi.
” Melalui forum ini IKT mengajak semua pihak untuk menjaga suasana kondusif di Babel. Siapapun itu, apakah media, tokoh politik, tokoh masyarakat dan sebagainya. Mari kita bertindak dengan kepala dingin dan hati yang jernih. Karena situasi yang tidak kondusif justru akan menguntungkan orang-orang yang ingin mengail di air keruh,” sambung Fauzi. ( Red )