Kampung Ulu Banjir Lagi, Lumpur Pekat Terjang Rumah Warga

Muntok — Cita – cita masyarakat Kampung Ulu, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Muntok untuk terbebas dari bencana banjir tampaknya masih jauh dari harapan. Hujan lebat disertai petir pada Kamis ( 7/7 ) tadi malam kembali menyebabkan banjir yang merendam pemukiman warga setempat.

Kali ini banjir disertai lumpur yang sangat kental melanda rumah warga. Bahkan jalan – jalan gang di RT.01 RW.07 digenangi air bercampur lumpur pekat.

Tim TRC BPBD bersama PDAM Tirta Sejiran Setason, Basarnas, Damkar serta pihak terkait lainnya tampak berjibaku membersihkan lumpur dari rumah warga yang terdampak, Jum’at ( 8/7 ) pagi.

Ketua RW 7, Kampung Ulu, Kelurahan Tanjung, H. Nurzali Hamid mengatakan, banjir mulai masuk ke rumah warga sekira pukul 22.30 WIB, saat hujan disertai angin mengguyur selama kurang lebih satu jam, bertemu dengan air laut pasang.

Ketinggian air mencapai paha orang dewasa, bahkan di bagian yang lebih rendah ketinggian air bisa mencapai pinggang. Namun menurut Nurzali, banjir kali ini diperparah lumpur pekat ikut masuk ke rumah warga.

” Yang di sebelah bawah itu parah benar. Tapi nggak pernah ada lumpur halus begini, ini luar biasa lumpurnya. Masuk ke rumah lumpurnya, kasian warga, untung reda hujannya. Sekitar pukul 02.00 banjir sudah surut,” ujar Nurzali kepada portaldutaradio.com, Jum’at ( 8/7 ) pagi.

Beruntung karena banjir terjadi disaat orang – orang belum tidur, sehingga banyak barang – barang yang bisa diselamatkan. Dia memperkirakan terdapat belasan rumah yang terdampak banjir kali ini.

Terkait material lumpur yang begitu pekat melanda rumah warga, dia memperkirakan hal tersebut menjadi indikasi kuat adanya aktivitas penambangan ilegal di DAS hilir sungai.

” Lumpur ini kan menandakan ada aktivitas penambangan di DAS di bagian atas. Kami minta dipantau lah jam dua siang, liat airnya. Dipantau juga kenaikan lumpurnya diatas sungai itu. Silahkan mau nambang tapi jangan di DAS,” tukas Nurzali.

Menurut Nurzali, harapan warga agar bencana banjir di kampung mereka berkurang juga bertumpu kepada proyek Kolam Retensi yang hingga saat ini masih mangkrak. Karena itu warga berharap agar proyek tersebut segera dilanjutkan.

” Kolam Retensi itu alhamdulilah kalau jadi kan bagus untuk mengatasi banjir, tapi ini belum jadi, payah ngomong lah. Harapannya agar diselesaikan secepatnya,” ucap Nurzali. ( SK )

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *