Sesosok Mayat Ditemukan di Belakang Bengkel Dekat Kantor Camat Muntok

Muntok — Kampung Warga Mulya Kelurahan Sungai Daeng, Muntok digegerkan dengan penemuan sesosok mayat laki – laki. Saat ditemukan, kondisinya telah hitam membusuk dan berbelatung.

Menurut Kapolsek Muntok AKP Alfian Ali, jenazah tersebut ditemukan seorang anggota Sat Pol PP yang bernama Budi ( 45 ), Senin ( 17/2/2020 ) di Perkebunan Belakang Bengkel Lukman di Kampung Warga Mulya RT.03 RW.02 Kelurahan Sungai Daeng, Muntok.

Budi saat itu sedang mencari kelapa di seputaran perkebunan dan mencium bau menyengat. Setelah di cek, bau menyengat tersebut berasal dari sesosok mayat di dalam pondok.

Kapolsek memaparkan, saksi Budi mengenali sesosok itu adalah Very, warga Kampung Warga Mulya RT. 01 RW.02, Kelurahan Sungai Daeng.

” Pelapornya anak buah Bengkel Lukman sekitar pukul 11:00 WIB, ada penemuan mayat di belakang bengkel, datang lah kami bersama anggota saya juga langsung turun. Yang menemukan anggota Pol PP atas nama Budi. Budi ini kenal sama korban. Katanya Si Very itu,” jelas Alfian Ali di lokasi kejadian, Senin ( 17/2/2020 ) siang.

Selanjutnya kata Alfian, pihaknya segera mendatangi TKP. Saat diperiksa, jenazah Very telah menghitam dan terbujur kaku di dalam pondok yang hanya beratap plastik.

” Kebiasaannya memang begitu bikin pondok kayak gitu kan, mondok – mondok. Kondisinya sudah hitam membusuk sudah berbelatung juga di dalam pondok itu. Disitu ada pakaian – pakaiannya , keluarga nya mengenali kalau itu milik Si Very,” terang Kapolsek.

Setelah melakukan olah TKP, Kapolsek memastikan tidak ada tanda – tanda mencurigakan di sekitar TKP. Pihak keluarganya pun tidak bersedia untuk melakukan visum maupun otopsi.

” Keluarga nggak bersedia di visum atau otopsi karena sudah yakin itu keluarga nya. Dan disekitaran TKP tidak ada tanda – tanda mencurigakan. Keluarganya pun membenarkan Very menderita sakit maag kronis,” pungkas Alfian.

Sementara itu, menurut paman korban, Pariman, Very memang jarang pulang. Terakhir pulang hari Kamis ( 13/2 ) malam.

” Dia biasanya hanya pulang makan saja sudah itu pergi lagi. Terakhir pulang hari Kamis malam Jum’at. Dia pulang nggak pulang nggak pernah ngomong nggak pernah permisi nggak pernah izin, jadi nggak pulang itu cuma tanda tanya koq nggak pulang, karena sudah biasa begitu kami nggak berusaha nyari. Dia memang nggak bisa diatur. Kalau keluhannya sakit maag. Promag itu lah obatnya,” jelas Pariman.

Hal senanda juga diungkapkan sepupu Very, Julianto. Menurut Julianto, almarhum Very memang sering mengeluhkan sakit maag yang dideritanya.

” Dia sering mengkonsumsi minuman yang masam – masam itu. Tiap hari dia minum itu, saya larang dia, saya bilang lebih baik kerumah sakit, penyakit kamu ini sudah parah. Kadang dia suka ngangkat kaki ke tembok untuk nahan sakit perutnya, untuk ngilangin sakitnya,” beber Julianto. ( SK )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *