Muntok — Dalam rangka mengejar target Wilayah Bebas Korupsi ( WBK ) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani ( WBBM ), Polres Bangka Barat kedatangan Tim Penilai Zona Integritas ( ZI ), Jum’at ( 16/4 ) pagi.
Rombongan tim penilai internal tersebut dipimpin AKBP Sri Eko Wahyuningsih bersama dua anggotanya disambut Kapolres AKBP Fedriansah didampingi PJU Polres Bangka Barat.
Kapolres Bangka Barat AKBP Fedriansah mengatakan, pihaknya mencanangkan zona integritas di tahun ini berdasarkan arahan dan petunjuk pimpinan untuk menuju WBK dan WBBM.
” Mohon kepada Ketua Tim diarahkan tim – tim kami apa yang menjadi standar nantinya dapat dinilai menuju WBK dan WBBM,” ujar Fedriansah dalam sambutannya.
Dikatakan Kapolres, pihaknya berupaya membangun sebuah fasilitas dan berkomitmen kepada seluruh anggota untuk menjadi pelayan yang beriman kepada masyarakat. Program yang telah dilaksanakan pun cukup banyak.
” Kami mohon petunjuk dan bimbingan untuk kemajuan Polres Bangka Barat dalam mewujudkan zona integritas untuk menuju wilayah bebas dari korupsi, ” ujar Fedri.
Di lain pihak, Ketua Tim Penilai, AKBP Sri Eko Wahyuningsih yang juga Kasubbag Binfung Bagrenfung Rorenmin Itwasum Polri mengatakan, secara program terdapat 6 penilaian yang akan dilakukan, namun secara per kegiatan terdapat 7 hingga 10 pertanyaan yang harus dipenuhi oleh Polres Bangka Barat.
” Dan masing-masing program itu harus mencapai nilai minimal sesuai dengan WBK untuk dikumulasi menjadi nilai paling rendah 45. Kami semalam sudah melakukan itu hampir sudah mencapai minimal yang harus ditetapkan oleh ketentuan di WBK,” jelas Sri Eko kepada awak media.
” Cuma masih ada beberapa yang perlu dilengkapi lagi seperti inovasi, tadi kami melihat inovasi banyak sekali tapi sayang tidak didokumentasikan. Seperti tidak hanya foto tetapi ada sprint, juga ada secara administrasi ada peraturan – peraturannya,” sambung dia.
Sri Eko lebih tertarik dengan inovasi manual yang langsung menyentuh masyarakat ketimbang melalui aplikasi. Contohnya, peningkatan kesejahteraan masyarakat seperti bertani, bercocok tanam, termasuk juga pengolahan madu.
” Evaluasinya, mungkin mereka ( Polres Babar ) harus selalu komitmen dan integritas karena penilaian ini tidak hanya pada saat penilaian, tapi harus secara terus menerus selalu ditingkatkan dan berkelanjutan, karena kami setelah dia dapat WBK kami juga akan melakukan evaluasi dua tahun sekali,” pungkas Sri Eko. ( SK )