Buruh, Pegawai Swasta dan Pelajar, Pelanggar Lalu lintas Paling Menonjol

Muntok ( Radio Duta ) – Pelanggaran lalu lintas di Bangka Barat yang paling menonjol dilakukan oleh buruh harian dan lain – lain profesi. Posisi kedua ditempati pegawai swasta dan tempat ketiga dilakukan oleh pelajar dan mahasiwa.

Jumlah lembar tilang untuk profesi buruh harian dan lain – lain sebanyak 249. Karyawan swasta sebanyak 126 lembar tilang dan ketiga, pelajar dan mahasiswa sebanyak 55 lembar tilang. Posisi keempat Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) sebanyak 17 lembar tilang.

Total lembar tilang dalam Operasi Zebra yang berlangsung selama 14 hari, dari tanggal 30 September hingga 12 November 2018 di Bangka Barat sebanyak 447.

Hal itu diungkapkan Kasat Lantas AKP John Piter Tampubolon dalam konferensi pers hasil Operasi Zebra Menumbing di Kantor Satlantantas Polres Bangka Barat, Selasa ( 13/11/2018 ) pagi.

Menurut Jhon Piter, faktor tinggi rendahnya pendidikan seseorang berkaitan dengan kesadaran tertib berlalu lintas, jika dilihat dari hasil Operasi Zebra yang baru saja usai.

” Jadi untuk segi profesi, mayoritas yang pendidikannya memang kalau kita lihat yang pendidikannya agak rendah. Yang kedua terbesar itu karyawan swasta, yang ketiga pelajar dan yang terakhir PNS. Kalau kita lihat kadarkum dari ketertiban berlalu lintas ini berarti tidak lepas dari pendidikan juga,” tutur Kasat Lantas Polres Bangka Barat, AKP Jhon Piter Tampubolon.

Jenis pelanggaran yang paling dominan yaitu pengendara motor yang tidak menggunakan helm. Sedangkan untuk pengendara roda empat, kurangnya kesadaran pengemudi menggunakan safery belt.

” Jenis pelanggaran yang dominan, para pengendara tidak menggunakan helm SNI sebanyak 131 lembar tilang, melawan arus 9 pelanggaran dan berkendara dibawah umur sebanyak 54 lembar tilang,” jelas Kasat Lantas AKP Jhon Piter Tampubolon.

” Untuk pengendara roda empat, pelanggaran yang kerap dilakukan, pengemudi tidak memakai safety belt saat berkendara,” sambungnya.

Padahal kata Kasatlantas, lalai menggunakan helm dan safety belt merupakan dua dari tujuh faktor penyumbang lakalantas maut di seluruh Indonesia.

Namun AKP Jhon Piter bersyukur, selama berlangsungnya Operasi Zebra Menumbing di Bangka Barat tidak terjadi lakalantas. Keberhasilan operasi ini kata dia, tidak dilihat dari banyaknya jumlah tilang, melainkan dari jumlah angka lakalantasnya. Apalagi kalau melihat jumlah rata – rata angka kematian akibat lakalantas di seluruh Indonesia, dimana setiap hari kurang lebih 21 orang tewas sia – sia dijalan raya.

” Untuk lakalantas selama Operasi Zebra Menumbing kita nihil. Bersyukur sampai hari ini selama pelaksanaan operasi selama 14 hari tidak ada lakalantas. Tolok ukur suatu operasi itu berhasil atau tidak dari jumlah lakalantasnya. Kalau lakalantasnya nihil operasi dianggap berhasil,” tandasnya.

Dia berharap lakalantas di Bangka Barat bisa terus ditekan tidak hanya pada Operasi Zebra saja, tapi untuk seterusnya kedepan. ( SK )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *